Jurnal Karya---Pengurus Yayasan Tunas Karya (YTK), mengumpulkan 26 kepala sekolahnya di wilayah Bangka Belitung (Babel) untuk berkomunikasi dari hati ke hati. Komunikasi antar personal dalam suasana kekeluargaan itu terjadi di ruang pertemuan SMP St Theresia, Pangkalpinang, Selasa (28/11/2017).
Pertemuan kekeluargaan itu, dimoderatori Bapak Albertus Christian dan menampilkan PLT Ketua YTK, RD Servasius Samuel S.Psi, M.Psi sebagai nara sumber pertama. Sedangkan narasumber kedua adalah kedua bendahara YTK, yakni RD Yudi Kristianto, M.M. dan Bapak Siprianus S.Ag.
Dalam arahannya, Romo Samuel menekankan para kepala sekolah adalah pengurus yayasan yang kedua di sekolah masing-masing. “Sebagai pengurus yayasan kedua, para kepala sekolah harus memjadikan sekolah sebagai rumah kita. Dan sekolah-sekolah yang ada dalam satu kompleks, bukanlah unit yang terpisah-pisah, tetapi menjadi satu rumah,” tegas Romo Samuel Menariknya, dalam arahannya itu, Romo dan juga psikolog ini menjelaskan secara gamblang tugas pokok (Tupoksi) lain dari kepala sekolah. “Kepala sekolah adalah educator, sehingga statusnya sama dengan guru lain. Hanya saja kepala sekolah harus bisa mengajarkan guru lain. Bukan memposisi guru lain sebagai pendosa yang harus bertobat,” tutur Romo Samuel dengan nada rendah.
Selebihnya, menurut Romo Samuel, kepala sekolah harus menjadi manajer, administrator, supervisor, pemimpin, innovator dan motivator.
Dalam pertemuan yang sama, Bendahara YTK, Romo Yudi Kristianto dengan keahliannya dalam bidang manajemen keuangan, menggugah para kepala sekolah dengan skema mendapatkan berkat dan kemurahan rahmatNya melalui murid-murid di sekolah YTK.
Melalui skema itu, Romo Yudi menyakinkan para sekolah, bahwa sekolah-sekolah YTK akan terus bereputasi di tengah persaingan sekolah-sekolah swasta di Bangka Belitung. “Pesan yang harus kita sampaikan, sekolah katolik di bawah YTK, bukanlah sekolah mahal, tetapi sekolah yang mencerdaskan semua orang termasuk orang miskin,” tegas Romo Yudi.
Oleh karena itu, menurut Romo Yudi, para kepala sekolah harus mempunyai kemampuan negosiasi dengan orangtua murid dan mempunyai pendekatan persuasive kepada orang miskin yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah YTK.
Lantas, sebagai mantan kepala sekolah di beberapa SD, Pak Siprianus juga memberikan tips-tipsnya bagaimana menjalin komunikasi yang persuasive kepada orangtua murid agar bisa bermental sosial karitatif. (Kelen)